Jumat, 27 Februari 2015

Kunci dan Resleting

Kunci dan Resleting

dari sakumu keluar beraneka kunci
paling besar kunci mobil
paling kecil jarang diambil
sengaja kau pamerkan atau tidak
itu tergantung niatmu
ini sekolah
bukan ajang menebar pongah
merayu siswi dengan iming materi
keluar malam pulang hampir pagi
rekaman video tersebar suatu hari
katanya bentuk dokumentasi
asu!
camkan ini di jidatmu
yang harus dikunci itu resletingmu

(2006)




Rabu, 25 Februari 2015

Turnamen Futsal Tobelo 2015

      Turnamen ini adalah turnamen kedua yang diikuti KPP Tobelo FC di Gelora Lina Ino. Pada tahun sebelumnya, KPP Tobelo belum berkesempatan untuk mencicipi nikmatnya lolos fase grup. Tahun ini, dengan formasi yang cukup menjanjikan di semua lini, terbitlah nyala semangat dan harapan untuk setidaknya bisa berbicara banyak di kompetisi ini.

Komposisi Tim :
1. Anggi Waringga (GK)
2. Akbar Toure (Gelandang Pengangkut Air)
3. Mukmin Asraff Sinclair (DF)
4. Yohan Christian-syah (Capt.)
5. Riewandy Hazard (MF)
6. Ilman Superman (Winger)
7. Lha Ah Adam (R/L Winger)
8. Sub'(h)an M. Rodriguez (UT - Ujung Tombak)
9. Engku Maskur (DF/GK)

      Selain susunan starting five di atas, tentunya ada gaji tc pemain ketiga belas, keempat belas, kelima belas, dst yaitu : 
Para suporter, bahkan jajaran eselon IV sir Agung, mr. Sholihin, mr. Helmi pun meluangkan waktunya untuk menyemangati tim kebanggaan KPP di Bumi Marahai.
Manajer : Julian vvota. Manager bertangan dingin yang tak diragukan lagi. Berbekal sedikit ilmu dari eyang Alex Ferguson dan nyanyian dari personil jeketi yang membuat semangat makin terlecut.
Mata-mata : peran yang dijalankan dengan apik oleh Septian guna memantau calon lawan yang potensial untuk menyulitkan langkah KPP untuk melaju ke babak selanjutnya. Hasil temuannya yang tidak akan diaudit antara lain ; 
  1. Satpol PP dengan sang kapten bernomor punggung 5 yang jiwa kepemimpinannya layaknya Hitler,  sangat beringas , hati-hati kena ciduk.
  2. RSU Tobelo, kapten bernomor punggung 4, temperamen tinggi, sering mengintervensi wasit, merupakan juara bertahan yang patut diwaspadai. Dari kabar intelejen yang kami terima, nama pemain tersebut juga Deddy. *whyy?
  3. Pacinko, didominasi pemain ala boyband Korea, tubuh tegap hasil bentukan fitness, baluran make-up di wajah sebelum pertandingan, dan ada satu pemain naturalisasi berbrewok mirip Diego Costa dalam timnya.   
Reporter live comment : Deddy Rudholfo Rasyid Samad, dengan quote khasnya cedera santai. Saking antusiasnya hingga "skor gol" sementara yang awalnya 5 - 2 kemudian setelah gol lagi menjadi 4 - 2. Bagaimanapun juga toh ia berperan untuk menyampaikan informasi bagi yang sedang cuti, dinas, dan I Komang yang gatal-gatal ingin ikut bermain bola.
Jamaah pimpinan pengajian : Al Mukarrom Habib Endar
tiga serangkai Gerith, Ngurah Sonny, Lindung Christian yang merekam skill-skill jogo bonito, pedalada, marseille roulette, putaran santana para punggawa KPP Tobelo FC serta celetukan yang kerap kali mengundang gelak tawa.
Cameramen : Alvin dan Yores yang siap dengan kameranya
Tukang urut yang malah menyebabkan lemas, silakan tanya para suhu dan sesepuh yang lebih berpengalaman di dunia ini. Di KPP Tobelo FC sendiri terdapat fisioterapis berbakat merangkap cameramen yaitu Alvin.
Direktur teknik, berperawakan sangar khusus dipersiapkan untuk mengintimidasi lawan, biasanya memakai jersey dengan nama punggung "Beebo" yang terdengar cukup kiyut.
Putri Tobelo yang hadir di bangku penonton untuk menyaksikan danjen, para pemain wabil khusus pemain pujaannya yang berada di sisi lapangan.
Praktisi supranatural alias dukun Ki Joko Brewok yang di setiap pertandingan selalu memprediksi skor akhir. Salah satu penerawangannya yang tepat adalah ketika KPP melawan BNI 46 dengan skor yang berkesudahan 4 - 6 untuk kemenangan KPP.

      Berikut skor tiga pertandingan yang berakhir dengan kemenangan telak untuk KPP Tobelo FC :

1st match    : BNI 46                   4 - 6         KPP Tobelo FC
2nd match   : KPP Tobelo FC     7 -  2         Dinas Perikanan
3rd match    : KPP Tobelo FC     7 -  2         BPBD

      Selamat atas pencapaian yang warbiyasak ini, mari kita berdoa agar KPP Tobelo FC dapat melaju ke babak-babak selanjutnya, syukur-syukur mendapat gelar juara turnamen tahun ini. aaamiiinn...

Forza 943!






AC Central

      26 Februari 2015 menjadi hari yang bersejarah bagi KPP 943, sebuah revolusi kenyamanan karena hari itulah AC standing pertama kali dinyalakan di ruang aula dalam rangka sosialisasi. Berkaca dari pengalaman tiga hari sebelumnya dimana AC dinding yang berjumlah 3 buah pun tak sanggup untuk mendinginkan ruangan yang penuh sesak dengan Wajib Pajak (WP). Aura sumuk alias gerah sudah terasa ketika kita berdiri di pintu masuknya. Gerith yang mendokumentasikan acara tersebut menangkap foto-foto WP yang kepanasan yang ditunjukkan dengan mengipas-ngipas wajah mereka dan menyeka keringat dengan tissue. Deddy yang membawakan materi tampak bercucuran keringat yang membasahi kemeja kantornya dari pangkal lengan hingga punggung. Dalam sesi tanya jawab, saya melihat beberapa WP keluar ruangan dengan dalih untuk pergi ke toilet namun tampaknya mereka hanya ingin mencari angin segar.
      Saat itu saya menanyakan kepada Ebi apakah AC dinding betul-betul menyala dan dinyalakan dalam suhu yang dingin?. Ebi menjawab bahwa AC memang sudah menyala tapi tidak sanggup untuk mendinginkan ruangan yang memang terlalu penuh sesak. Kapasitas ruangan yang dapat menampung 100 orang terisi hampir penuh sekitar 90 orang. Waktu itu AC standing memang sudah ada di ruangan aula tetapi hanya sebagai pemanis belaka. Jaringan listrik belum terpasang dan kalau AC standing itu dinyalakan maka genset juga harus dinyalakan karena daya listrik kantor tidak kuat. Seusai acara, saya, Ebi dan Endar berbincang tentang masalah itu dan kami memutuskan untuk menghubungi teknisi AC untuk membenahi jaringan listrik yang terhubung ke AC. Esoknya, teknisi AC belum kunjung datang. Dia baru datang esoknya lagi. Rabu sore, teknisi baru bekerja. Awat bolak-balik ke toko untuk membeli kabel dan peralatan pendukung lainnya. Kami pun makin percaya diri untuk menyelenggarakan sosialisasi pada hari Kamis.
         Kamis pagi setelah absen, saya dan Awat menyiapkan ruang aula. Genset dinyalakan dan AC standing dihidupkan langsung pada suhu 16 derajat celcius. Hasilnya, kata Septian, sang sekretaris, "sangat dingin dan segar." Nampak wajah-wajah sumringah dari para peserta sosialisasi. Semoga WP dapat menyerap materi yang diberikan dan semoga setelah sosialisasi mereka tidak pergi ke apotek atau nyaraba di warung guraka dikarenakan masuk angin.

Minggu, 22 Februari 2015

Gerhana Bulan

malam telah larut, tapi aku masih ingin melihat gerhana bulan di matamu

Catatan Thukul

Kamu suka membaca dan membeli buku?
Apakah kamu pernah mengalami masa orde baru?
Apakah kamu pernah mendengar berita tentang kehidupan penyair yang lantang menyerukan pemikirannya pada masa itu?
Semoga kamu tahu atau minimal pernah membaca atau mendengarnya.
Saya akan menulis ulang puisi dari Widji Thukul yang berjudul Catatan.
 ***

Catatan

udara AC asing di tubuhku
mataku bingung melihat
deretan buku-buku sastra
dan buku-buku tebal intelektual terkemuka

tetapi harganya
Ooo.. aku ternganga
musik stereo mengitariku

penjaga stand cantik-cantik
sandal jepit dan ubin mengkilat
betapa jauh jarak kami
uang sepuluh ribu di sakuku
di sini hanya dapat 2 buku

untuk keluargaku cukup buat
makan seminggu
gemerlap toko-toko di kota
dan kumuh kampungku
dua dunia yang tak pernah bertemu

Sabtu, 21 Februari 2015

Wejangan Don Vito

"a man who doesn't spend time with his family can never be a real man"

Demikian petuah dari don Vito Corleone yang diperankan secara apik oleh Malon Brando dalam film The Godfather yang legendaris. La cosa nostra, mafioso, sedingin dan sekelam apapun mereka selalu menyediakan waktu bagi keluarga.

Sehabis Hujan

Sehabis Hujan

hujan yang berlalu
meninggalkan jejak pepohonan yang basah
dedaunan meneteskan airnya
melihat kau sendirian dalam kamarmu
pejamkan matamu
apakah kau dengar suara katak bersahut-sahutan?
dipadu semarak suara jangkrik
hembusan angin membelai rambutmu
setiap tarikan nafasmu malam itu
menuntunmu untuk terlelap
lupakan bayang sendu masa lalu
esok pagi menjelang
hangatnya harapan pun terbit
bangkitkan semangatmu!

Bingkai Lukisan

Bingkai Lukisan

Apakah ada nasi untuk perut yang kelaparan?
ada, ambil jatah raskinmu
bagaimana aku menanaknya?
harga tabung gas naik
aku tak mampu membelinya
sambungan listrik pun telah diputus
kalau begitu gunakan kayu bakar dari figura lukisanmu
lukisan yang kau buat dan kau jual jika kau butuh uang
tapi lukisan dan bingkainya itu sangat bermakna bagiku
ah, itu hanya lukisan masa lalumu
kau hanya membakar bingkainya
keindahannya masih dapat kau simpan

Sudut Stasiun

Sudut Stasiun

kereta telah sampai pukul dua pagi
menggigil badanku meringkuk di sudut stasiun
lelah yang kurasakan bercampur dengan dingin
istirahatlah sejenak hai angin
adzan subuh belum berkumandang
bus dalam kota pun belum mengejar setoran
pagi cepatlah datang
supaya lekas melanjutkan perjalanan

Senyum Termanis

Senyum Termanis

jarak adalah sebuah kata
aku di sini kau di sana
memandang langit dan awan berarak
sungai jernih yang beriak
rindu yang bergerak
lebih cepat daripada raga

ingin kubertemu denganmu
apakah engkau rindu sebagaimana aku rindu
khayalku, anganku, mimpiku
campur menjadi satu di otak ku
apakah senyummu masih seperti dulu
ketika bertemu denganku
atau kau hanya terdiam membisu
ingin cepat berlalu dari hadapanku

dulu pupil matamu membesar tiap kita berhadapan
penuh antusias kau nantikan tiap kata
mengalir dari mulutku
kau perhatikan gerak bibirku
kuterpana akan keluguanmu
kau berikan senyum termanis pada hari itu

Kelopak Mata

kelopak matamu seakan tak mampu menghalangi sorot mata tajam nan mempesona bahkan saat kamu terlelap

Kopi Senja

Kopi Senja

menuju temaram dengan secangkir kopi
kali ini di tempat yang katanya eksklusif
matahari belum tenggelam
hingga perlahan terbenam
lampu remang mulai dinyalakan
perbincangan di tempat itu mulai ramai
lima ibu-ibu muda
salah satunya membawa anaknya masih balita
mereka asyik bercerita
seputar barang belanja
walau belum butuh tak mengapa
yang penting terkenal dan mahal
pahit!
kutambahkan lagi gula
harga minuman ini cukup untuk menraktir sepuluh temanku
di warung kopi ujung gang rumahku

Kamar

Kamar

suara kipas angin tua
masih bisa menoleh ke kanan dan ke kiri
membuat suasana kamar tak terlalu sepi
lukisan yang sering dipandangi
tumpukan kertas dan buku-buku belum tersusun rapi
bersanding dengan secangkir kopi
tirai jendela sebagian terbuka
mengizinkan masuk cahaya matahari pagi
Bisa jadi dari kamar itulah awal revolusi

étude en Belgique

étude en Belgique

Belgia dengan segala nostalgia
Menuntut ilmu jauh dari keluarga
Menyusuri Brussel menenteng ransel
Semangatku menggelora dibalik mantel
Kurasakan musim dingin pertama
Salju turun perlahan seirama
Aku di sini takkan lama
Setahun lagi aku masih orang yang sama
Masihkah ada rindu yang kausisakan
saat kita tak lagi bersama

Kutipan Film Life of Pi

Walau Tuhan seolah meninggalkanku
Dia sebenarnya menjagaku
Walau Tuhan seolah tak peduli pada penderitaanku
Dia sebenarnya menjagaku
Ketika aku patah semangat,
Dia memberiku tempat beristirahat
Lalu Tuhan memberiku tanda untuk melanjutkan perjalananku

Masa Kecil di Semarang

Saya rindu dengan kota Semarang, kota tempat kelahiran saya, kota dimana saya tumbuh dan besar di sana.
Banyak kenangan indah yang terukir. Banyak pula tempat-tempat yang seakan jadi saksi perjalanan hidup saya semasa kecil hinggga duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA). Saya tinggal di daerah bernama Puspanjolo. Dari Tugu Muda menuju ke arah barat persis setelah menyeberangi jembatan banjirkanal, di daerah situlah Puspanjolo terletak. Saya sering bersepeda tiap sore sepulang sekolah dasar bersama kawan saya Agung Wibowo dan Indra. Menyusuri jalan di tepian sungai, keluar masuk gang, mencari bunga kecil yang berwarna merah atau jingga yang manis rasanya, singgah di Pleret, memasang air mineral gelas di antara ban belakang dan garpu sepeda untuk menimbulkan bunyi seperti motor balap, tak lupa adu cepat untuk membuktikan siapa yang paling jago. 
Dulu di daerah saya banyak terdapat lapangan tempat bermain bola. Lapangan yang terdekat adalah lapangan gang enam tengah. Untuk ke sana saya cukup menyeberang jalan Pusponjolo Raya saja. Ukurannya mungkin sekitar seperempat lapangan bola standar. Gawangnya terbuat dari bambu. Masih terdapat banyak kerikil terutama di pojok pojok lapangan. Di belakang gawang terdapat beberapa pohon pisang dan singkong. Terdapat got di pinggir lapangan sehingga jika bola keluar dan tercebur di got, bola itu basah dan bercampur bau peceren yang khas.
Permainan tradisional  seperti gobag sodor, betengan, cublak cublak suweng, ular naga, layangan, kelereng pun cukup kerap saya mainkan bersama tetangga - Gerith, Apit, Ade, Ardo, April, Yani, Afif  - terutama saat malam minggu atau liburan sekolah. Yang hampir dimainkan tiap hari pada waktu sore yaitu petak umpet. Tempat jaganya adalah tiang listrik dari kayu di depan rumahku. Tempat favorit untuk bersembunyi adalah di bawah pohon jambu, pohon belimbing, di balik pagar rumah, gang sebelah, gapura, gardu poskamling, dan tentu saja di dalam rumah sendiri hingga membuat jengkel yang dapat giliran mencari.

(bersambung...)

Nyapardi

Sapardi Djoko Damono adalah seorang penyair yang lahir di Solo, 20 Maret 1940. Beliau menerbitkan buku puisi pertamanya pada tahun 1969. Goenawan Mohamad pun membuat testimoni bahwa sajak-sajak awal 70an umumnya adalah sajak-sajak yang bila dibaca penyair lain akan menimbulkan seru, "Mengapa saya tidak menulis seperti itu tentang itu!". Dengan kata lain, merupakan puisi-puisi yang harus (karena layak) dicemburui.
Menurut saya, waktu hujan dan sedang kasmaran adalah saat yang paling cocok untuk membaca, menikmati, meresapi puisi Sapardi - dengan kata lain saya menyebutnya "nyapardi".
Berikut adalah 2 karya masterpiece dari Sapardi Djoko Damono yang saya tulis ulang sebagai penghormatan kepada beliau.
***

Aku Ingin

aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu

aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada

(1989)

***

Hujan Bulan Juni

tak  ada yang lebih tabah
dari hujan bulan Juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu

tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan Juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu

tak ada yang lebih arif
dari hujan bulanJuni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu

(1989)

Jumat, 20 Februari 2015

Pemberitahuan Chairil

Saya akan menulis ulang salah satu puisi favorit saya dari Chairil Anwar yang berjudul Pemberian Tahu

Pemberian Tahu

Bukan maksudku mau berbagi nasib,
nasib adalah kesunyian masing-masing.
Kupilih kau dari yang banyak, tapi
sebentar kita sudah dalam sepi lagi terjaring.
Aku pernah ingin benar padamu,
Di malam raya, menjadi kanak-kanak kembali,
Kita berpeluk ciuman tidak jemu,
Rasa tak sanggup kau kulepaskan.
Jangan satukan hidupmu dengan hidupku,
Aku memang tidak bisa lama bersama
Ini juga kutulis d kapal, di laut tidak bernama

Senin, 16 Februari 2015

Bismillahirrahmanirrahim

Dengan menyebut nama Allah, Tuhan yang menciptakan alam semesta ini, Tuhan yang menganugerahi saya akal pikiran. Saya akan menuangkan pemikiran serta pengalaman baik itu pribadi maupun orang lain dalam tulisan-tulisan berikut ini. Terima kasih Tuhan, saya telah diberi kemampuan untuk menulis, bercerita, berpuisi, bersyair, menulis esai, melontarkan ide, gagasan. Semoga itu bisa menjadi inspirasi dan bermanfaat bagi orang banyak. Amin